Kisah Sejarah dan kisah Islami 25 Nabi Yang Harus Diketahui
12. Nabi Syu'aib 'alaihis salam - Kisah Kehidupan hingga wafatnya Nabi Syu'aib .as , Kisah-kisah Nabi,Lengkap. Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Syu’aib AS
Nabi
Syu'aib masih keturunan Luth yaitu putra As. Dan As putra Luth. Nabi
Syu'aib diutus Allah untuk membenahi kaum Madyan. Kaum itu tidak lagi
menyembah ajaran nabi Luth. Mereka ingkar begitu nabi Luth wafat. Mereka
lebih senang berbuat kemaksiatan dan kerusakan. Mereka tidak lagi
menyembah Allah sebagaimana yang telah diajarkan nabi Luth. Sesembahan
yang menjadi tuhannya ialah berhala.
Tidak itu saja, mereka mempunyai kebiasaan yaitu mengurangi takaran
timbangan. Mereka akan mencekik pembeli di waktu musim paceklik. Sebab
saat itu barang dagangan murah, mereka membeli sebanyak-banyaknya dan
menyimpan dalam gudang hingga musim paceklik. Pada musim itu barulah
dikeluarkan semua barang dagangan itu dan menjualnya dengan harga
tinggi.
Kaum Madyan tidak memiliki sifat toleransi. Mereka senang
menginjak-injak hak asasi saudaranya. Mereka senang merampok dan berbuat
kerugian sesamanya.Dikarenakan sifat mereka seperti itulah maka penduduk tidak berani tidur
malam dengan tenang. Penduduk tidak berani berdagang karena mendapat
ancaman dan penganiayaan.Demi melihat keganjilan-keganjilan di daerah sekitarnya membuat nabi
Syu'aib tidak tinggal diam. la mulai mengajak kaum Madyan segera
meninggalkan perbuatan-perbuatan itu. Nabi Syu'aib merasa prihatin akan
kelakuan orang-orang Madyan
Kenabian Syu'aib telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Hud Ayat 84:
Artinya: Dan kepada (penduduk) Madyan (kami utus) saudara mereka,
Syu'aib. la berkata : "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada
Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu mengurangi takaran dan
timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu)
dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang
membinasakan (kiamat). (Huud :84)
1. Tingkah Laku Kaum Madyan
Kaum Madyan adalah kaum yang menduduki daerah Madyan dekat Mi'an.
Kampung itu terletak di tengah-lengah antara Syam dan Hijaz. Mereka
mempunyai pekerjaan niaga. Mulai kecil sudah diajarkan bagaimana caranya
berdagang yang berhasil. Sehingga tidak mengherankan jika mereka hidup
dengan tenang dan tidak pernah mengalami kerugian sedikitpun.
Meskipun demikian, kaum Madyan mempunyai perilaku yang jelek. Contohnya
saja ialah mengurangi takaran timbangan. Sehingga barang yang dibeli
orang tidak sama dengan timbangan. Jika barang yang dijual itu beratnya
sekilo belum tentu sama dengan takarannya.
Kaum Madyan pada umumnya ingkar dan tidak menyembah Allah. Mereka
beralasan demikian, sebab menurutnya Allah tidak dapat dilihat. Mereka
lebih suka menyembah berhala. Di rumah-rumah banyak terdapat patung batu
sebagai tuhannya. Mereka juga menyediakan tempat khusus untuk pemujaan.
Tempat itu berupa tanah lapang, kemudian diletakkan patung batu. Sekali
tempo kaum Madyan mendatangi patung itu secara berbondong-bondong.
Bukan itu saja, kaum Madyan tidak mau bekerja keras. Mereka hanya
bermalas-malasan setiap hari. Karena yang demikian inilah orang-orang
Madyan banyak yang menjadi perampok, penyamun dan pencuri. Akibatnya
penduduk kota dan kafilah yang melewati perkampungannya tidak tenang.
Orang Madyan tidak segan-segan menganiaya dan membunuh mangsanya. Jika
barang yang dikehendaki tidak diberikan. Karena hal ini terus
berkelanjutan, maka orang-orang yang beriman tidak dapat tidur dengan
tenang. Mereka memikirkan hartanya, jika sampai dirampok oleh sebagian
orang-orang Madyan.
Kaum Madyan tidak lagi menegakkan kebenaran seperti yang pernah
diajarkan oleh nabi Luth kepada bapak moyangnya. Mereka menganggap orang
tua yang masih menyembah Allah adalah bodoh. Dengan memberikan alasan
yang meyakinkan mereka mengajak para orang tua untuk menyembah selain
Allah. Jika orang-orang itu tidak mau menuruti, maka mereka akan
disiksa.
Karena kejujuran sudah tidak ada lagi diantara mereka, akibatnya saling
mencurigai. Apalagi dalam berdagang, mereka membeli barang-barang ketika
masih murah dan menjualnya kembali ketika musim paceklik dengan harga
tinggi. Tentu hal ini bertentangan dengan ajaran agama Islam. Namun
mereka tidak pernah mempunyai pikiran bahwa suatu saat harta itu akan
lenyap.
2. Dakwah Nabi Syu'aib
Ketika semua penduduk kota sudah tidak ada lagi yang mau berbuat
kebajikan, akhirnya Allah mengangkat nabi-Nya. Orang itu adalah nabi
Syu'aib. Nabi Syu'aib diutus untuk menegakkan kebenaran dan memerangi
kebatilan serta membenahi akhlak kaum Madyan yang telah bejat
Mula-mula nabi Syu'aib hanya melihat perbuatan mereka, namun setelah
semakin lama semakin tidak karuan akhlaknya membuatnya mengambil suatu
tindakan. Nabi Syu'aib berusaha untuk mengembalikan mereka ke jalan yang
benar dengan kata-kata yang lembut tapi agak pedas. la ingin tahu
reaksi masyarakat Madyan setelah mendengar ucapannya.
Sasaran dakwahnya yang pertama ialah penghapusan penyembahan pada berhala.
" Hai saudara-saudaraku, hentikan penyembahan terhadap patung itu.
Sembahlah Allah yang telah menjadikan langit dan bumi, "ajak nabi
Syu'aib suatu ketika. Ajakannya ini mendapat tanggapan lain dari
orang-orang Madyan. Mereka menganggap bahwa nabi Syu'aib sudah tidak
waras.
" Wahai Syu'aib, mengapa kau melarang kami menyembah tuhan-tuhan itu.
Jika kau tidak senang maka tinggalkan tempat ini, "kata kaum Madyan
dengan marah sebab tuhannya telah dihina.
" Allah, tidak ada yang dapat menyamai-Nya. Ketahuilah bahwasannya Allah
adalah Tuhan yang dapat menolong kesulitan, "kata nabi Syu'aib dengan
suara tenang.
Kaum Madyan tidak suka mendapat seruan berupa ajakan itu. Setiap sore
mereka duduk-duduk ditengah jalan untuk menghalangi orang-orang yang
hendak menuju rumah nabi Syu'aib. Kaum Madyan senang sekali menghina
pengikut nabi Syu'aib. Mereka menganggap orang yang mengikuti nabi
Syu'aib adalah orang-orang bodoh, tolol dan banyak lagi cacian yang
menyakitkan bati.Orang-orang (pengikut) nabi Syu'aib melaporkan penghinaan yang
diterimanya dari mereka. Namun nabi Syu'aib tidak pernah marah
sedikitpun. Beliau justru mendoakan agar diberi jalan terang sehingga
ajakannya dapat diterima oleh mereka.
Karena setiap bari, pengikutnya selalu mendapat hambatan dan hinaan,
akhirnya nabi Syu'aib berkata pada kaum Madyan. Perkataan ini sudah
diabadikan dalam Al Qur'an surat Al A'rof ayat 86:
Artinya: Dan janganlah kalian duduk di tiap-tiap jalan dengan
menakut-. nakuti dan menghalangi orang yang beriman dari jalan Allah,
dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di
waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah
kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan mereka (orang-orang) yang
berbuat kerusakan. (Al A'rof: 86)
Setiap nabi Syu'aib melakukan dakwah selalu mendapat hinaan dan cacian dari kaum Madyan. Mereka berusaha untuk menghentikan dakwah itu. Namun sejauh itu usahanya tidak pernah memperoleh hasil. Sebab nabi Syu'aib mendapat lindungan dari Allah.
Karena tujuan utama yaitu menyuruh kaum Madyan meninggalkan sesembahan
mereka tidak berhasil maka beliau tidak berhenti sampai disitu. Beliau
masih mengupayakan agar kaum Madyan mau mengikuti ajarannya.
"Wahai kaumku, aku tidak pernah meminta upah dan minta pujian dari
kalian. Aku mengajak kalian menyembah Allah karena hanya Dia yang patut
disembah. Hentikanlah penyembahan kalian terhadap batu-batu yang bisu
itu, "kata nabi Syu'aib pada suatu perkumpulan.
" Hai Syu'aib, apakah agamamu menyuruh agar kami menghentikan
penyembahan yang sudah diturunkan bapak-bapak kami ? "tanya beberapa
orang Madyan bertanya dengan nada sinis
Bagaimana jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku ? "tanya nabi Syu'aib kepada mereka.
" Bukti apa yang hendak kau tunjukkan pada kami ? "tanya mereka. Mereka
tidak pernah mau mengakui kebenaran nabi Syu'aib sehingga semua
seruannya selalu mendapat tantangan.
" Apakah kalian tidak pernah mendengar cerita dari kakek nenek, bapak
dan ibu mengenai hancurnya kaum Nuh dan Luth? "tanya nabi Syu'aib. Demi
mendengar jawaban itu kaum Madyan berpikir dua kali sebelum membuka
suara lagi. Diantara kaum Madyan ada juga yang membenarkan ucapan itu
mengakut kenabian Syu'aib. Namun sebagian lagi tidak mau mendengarkan
ucapan-ucapan nabi Syu'aib selanjutnya.
Sedikit demi sedikit kaum Madyan meninggalkan nabi Syu'aib beserta
pengikutnya. Akhirnya tidak ada lagi yang tersisa satupun juga. Sebelum
pergi mereka mengejek ajaran nabi Syu'aib dan mengatakan bahwa beliau
telah sinting.
Karena ajakannya tidak pernah didengarkan oleh kaum Madyan akhirnya nabi
Syu'aib pergi ke wilayah lain. Di sana terdapat Ashabul Aikah. Nabi
Syu'aib berharap agar dakwahnya ditengah-tengah masyarakat setempat
diterima dan ajarannya diikuti.
Namun kaum itu tidak ada bedanya dengan kaum Madyan. Bahkan mereka lebih
berani menghina nabi Syu'aib. Mereka mengatakan bahwa nabi Syu'aib
adalah penyihir. Meskipun demikian nabi Syu'aib tidak pernah marah dan
beliau tetap meneruskan dakwahnya hingga ada pula yang mau mengikuti
ajarannya.
Karena masyarakat setempat selalu menghina dan berusaha
menghalang-halangi dakwahnya, akhirnya nabi Syu'abi meminta dan
mengadukannya kepada Allah.
3. Azab Yang Membinasakan Kaum Madyan dan Kaum Ashabul Aikah
Setelah semua usaha nabi Syu'aib untuk mengajak kembali, kedua kaum itu
tidak menemui hasil, maka beliau meminta pertolongan pada Allah.
" Ya Allah,bukakanlah pintu hati mereka agar mau mengikuti ajaranku," doa nabi Syu'aib.
Nabi Syu'aib yakin bahwa suatu saat kaum Madyan dan kaum Ashabul Aikah
akan mau menerima ajarannya. Berangkat dari pemikiran itulah ia tetap
meneruskan dakwahnya dengan tidak mengenai putus asa sedikitpun. Seperti
biasa ia selalu mendapat cacian dan hinaan dari kaum Ashabul Aikah.
" Wahai saudaraku, jika kalian tidak mau menyembah Allah dan
menghentikan semua perbuatan maksiatmu, niscaya Allah menurunkan
azab-Nya, "kata nabi Syu'aib kepada kaum Ashabul Aikah.
Kaum itu sudah tidak menggubris seruan nabi Syu'aib. Begitu mendengar kata-kata itu, mereka malah ingin buktinya.
" Tunggulah barang beberapa hari ini. Niscaya kalian akan merasakannya,
"kata nabi Syu'aib. Kemudian beliau berkemas dan mengajak semua
pengikutnya meninggalkan perkampungan itu. Mereka menuju perkampungan
kamu Madyan.
Setelah kepergian nabi Syu'aib dan pengikutnya, tiba-tiba awan di langit
bergulung-gulung bergerak perlahan-lahan. Tak lama kemudian menaungi
kaum Ashabul Aikah. Awan itu menimbulkan hawa panas. Akibatnya
orang-orang mengeluh kepanasan.Mereka mencari naungan lagi dan mencari angin yang bisa melenyapkan
kegerahannya. Tiba-tiba datanglah guntur yang menyambar mereka. Sungguh
janji Allah itu benar. Pada hari itu merupakan siksaan bagi kaum Ashabul
Aikah yang telah mendustakan nabi-Nya.
Untunglah nabi Syu'aib dan pengikutnya sudah keluar meninggalkan wilayah
itu sehingga mereka selamat dari azab itu. Setelah tiba di wilayah
Madyan, nabi Syu'aib melakukan dakwah kembali. Namun kaum itu masih
berpendirian seperti dulu.
" Wahai kaumku, apakah kalian tidak mengetahui bahwa orang-orang yang
mendiami wilayah Ashabul Aikah telah mengalami siksaan, "kata nabi
Syu'aib dengan memberikan contoh kaum Ashabul Aikah.
" Wahai Syu'aib bencana itu sudah wajar. Bencana itu datangnya bukan
dari dirimu juga bukan dari Tuhanmu, melainkan dari alam, "teriak mereka
seraya mengejek nabi Syu'aib.
" Jika kalian tidak mau menerima ajaranku dan enggan meninggalkan
perbuatan maksiat, niscaya Allah akan menurunkan siksaan padamu juga,
"kata nabi Syu'aib memperingatkan.
" Jika memang benar itu merupakan siksaan dari Tuhanmu, kami ingin merasakannya juga, "kata mereka dengan congkaknya.
Karena semua nasehat tidak pernah mendapat tanggapan sendikitpun dari
kaum Madyan akhirnya nabi Syu'aib dan pengikutnya meninggalkan wilayah
Madyan.Setelah beberapa hari sepeninggal nabi Syu'aib beserta pengikutnya maka
azab Allah diturunkan. Azab itu berupa guntur. Hanya sekali sambar, maka
kaum Madyan tidak ada lagi yang tersisa. Itulah balasannya jika
mendustakan nabi yang telah menunjukkan jalan kebenaran.Mengenai azab yang diturunkan Allah kepada kaum Madyan telah diabadikan dalam Al Qur'an sural Huud ayat 94.
Nabi Syu'aib dan pengikutnya yang beriman terlepas dari bencana siksa
Allah itu karena sebelumnya sudah disuruh Allah mengungsi. Demikianlah
kisah nabi Syu'aib yang telah berjuang untuk menegakkan ajaran
kebenaran.
Artinya:
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang
yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat Kami, dan
orang-orang itu zalim dibinasakah oleh satu suara yang mengguntur. Lalu
jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. (Huud: 94)
Nabi Syu'aib dan pengikutnya yang beriman terlepas dari bencana siksa Allah itu karena sebelumnya sudah disuruh Allah mengungsi. Demikianlah kisah nabi Syu'aib yang telah berjuang untuk menegakkan ajaran kebenaran.
Artikel : Sejarah Islam - Kisah Nabi Syu'aib .as
Sumber : wikipedia | Sejarah Islam | Al-Qur'an
Nama - Nama Nabi dan Kisahnya
Nabi Adam .as | Nabi Idris .as | Nabi Nuh .as | Nabi Huud .as | Nabi Shaleh .as | Nabi Ibrahim .as | Nabi Ismail .as | Nabi Luth .as | Nabi Ishaq .as | Nabi Ya’qub .as | Nabi Yusuf .as | Nabi Syu’aib .as | Nabi Ayyub .as | Nabi Zulkifli .as | Nabi Musa .as | Nabi Harun .as | Nabi Daud .as | Nabi Sulaiman .as | Nabi Ilyas .as | Nabi Ilyasa .as | Nabi Yunus .as | Nabi Zakaria .as | Nabi Yahya .as | Nabi Isa .as | Nabi Muhammad s.a.w
1. Tinggalkan komentar Anda, Kritik dan Saran sangat diterima disini. No SPAM..!! OK sob..
2. Untuk Anda yang ingin reques mengenai berbagai sejarah, bisa tinggalkan komentar dibawah, kami akan rangkumkan selengkap mungkin dari berbagai sumber yang ada.
Terimakasih jangan lupa untuk share dan Selamat Membaca.